Jam Operasi

Cek disini untuk melihat jadwal buka klinik di Cabang Puri Indah & Tanjung Duren

Pasien Baru?

Hubungi kami di Nomor 081210235588

Dentia Dental Care Center

Dentia Dental
Aesthetic & Implant Center

Pages

Blog

Apakah benar tambalan metal pada gigi harus diganti?

Penambalan gigi merupakan salah satu jenis perawatan kedokteran gigi yang umum dilakukan sejak zaman dahulu kala. Akan tetapi beberapa ratus tahun yang lalu, bahan tambal sewarna gigi seperti yang saat ini umum digunakan belum ada, sehingga kebanyakan dokter gigi melakukan penambalan dengan menggunakan bahan tambal dari metal atau yang dikenal sebagai dental amalgam.

Apa itu dental amalgam?

Dental amalgam adalah bahan tambal tertua yang ditemukan oleh seorang dokter gigi asal Paris bernama M. Taveau pada tahun 1826. Selama lebih dari 165 tahun, dental amalgam diakui sebagai bahan tambal yang aman, tahan lama, dan juga harganya yang terjangkau. Dental amalgam sendiri terdiri dari campuran bubuk berbagai macam logam yang perlu ditambahkan merkuri sehingga seluruh campurannya bisa menyatu dengan baik.

Oleh karena merkuri menjadi salah satu komponen utama dari dental amalgam, hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pasien, apakah bahan tambal ini berbahaya atau tidak. Karena berbagai literatur menyatakan bahwa kandungan merkuri yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya keracunan merkuri yang ditandai dengan adanya penurunan kemampuan psikomotrik, tremor, sakit kepala, sakit pada sendi, masalah pencernaan, dan juga berbagai masalah lainnya

Jadi, apakah penggunaan dental amalgam sebagai bahan tambal tergolong berbahaya?

Pada dasarnya setiap tambalan metal pada gigi mengandung kurang lebih 0.5 gr merkuri, bahan tambal ini setidaknya dapat melepaskan sedikit jumlah uap merkuri per harinya sebagai hasil dari pengunyahan dan konsumsi makanan dan minuman yang panas. Beberapa penelitian memperkirakan jumlah permukaan tambalan metal yang dapat menimbulkan gejala keracunan adalah sebanyak 450 – 530 permukaan. Sedangkan dalam kasus bila semua permukaan gigi pada seorang individu ditambal maka jumlah total permukaan adalah sebanyak 192 permukaan, sehingga hal ini menunjukkan bahwa tambalan metal tidak melepaskan merkuri dalam jumlah yang membahayakan bagi manusia.

Pada tahun 2009, U.S. Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa tambalan gigi dengan menggunakan dental amalgam diakui sebagai tambalan yang aman dan efektif bagi pasien dengan keluhan gigi berlubang. Di tahun 2011, komite ilmiah Eropa melakukan penelitian tentang resiko kesehatan akibat merkuri, dan menyatakan bahwa tidak ada efek sistemik yang merugikan dalam penggunaan dental amalgam sebagai bahan tambal. Penelitian serupa juga dilakukan oleh beberapa ilmuwan di Kanada pada tahun 2018 dan hasilnya menunjukkan bahwa insiden alergi akibat penggunaan dental amalgam juga tergolong sangat jarang terjadi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bahan dental amalgam merupakan bahan yang aman untuk digunakan sebagai bahan tambal.

Akan tetapi, walaupun aman digunakan, ternyata bahan dental amalgam memiliki beberapa kekurangan yang menyebabkan penggunaannya semakin berkurang di zaman sekarang. Adapun beberapa kekurangannya adalah sebagai berikut:

  • Oleh karena terdiri dari bahan logam, maka tambalan ini tidak sewarna gigi dan sangat mengganggu penampilan.
  • Perlu dilakukan pengambilan struktur gigi yang lebih banyak daripada penambalan dengan bahan lainnya, hal ini bertujuan supaya bahan tambal kuat dan mampu menempel dengan baik pada permukaan gigi sehingga tambalan tidak mudah lepas. Akan tetapi, semakin banyak struktur gigi yang dibuang, semakin lemah gigi, sehingga semakin besar resiko gigi akan pecah di masa yang akan mendatang. Selain itu, juga dapat menimbulkan rasa ngilu pada gigi.
  • Dapat menciptakan perubahan warna pada gigi menjadi lebih tua, terutama bagian gigi yang berbatasan langsung dengan tambalan dental amalgam.

Apakah tambalan metal yang sudah ada perlu diganti?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika tahun 2011 terhadap penggantian tambalan metal menyatakan bahwa ada baiknya jika tambalan metal diganti dengan tambalan sewarna gigi seperti komposit, terutama jika tambalan metal tersebut sudah lama dan juga sudah tidak dalam keadaan yang baik. Karena bahan dental amalgam sifatnya tidak terikat dan menyatu dengan struktur gigi, maka ada kemungkinan terjadi kebocoran pada tepi tambalan, hal ini menyebabkan air liur, sisa makanan, dan juga bakteri dapat masuk secara bebas melalui tepi tambalan yang bocor dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada bagian dalam gigi. Akan tetapi, penggantian tambalan metal ini harus dilakukan dengan prosedur khusus dan hati – hati, karena pada saat pembongkaran tambalan dapat terjadi pelepasan merkuri. Sehingga, penggunaan alat penghisap air ludah berkekuatan tinggi dan isolator karet untuk gigi menjadi salah satu alat paling esensial untuk mencegah paparan merkuri ke dalam rongga mulut atau bahkan tertelan.

kiri: Restorasi Amalgam. Kanan: Restorasi Komposit

Jadi, jika saat ini kamu masih punya tambalan metal, tunggu apalagi segera kunjungi klinik kami di Dentia Dental Care Center untuk melakukan konsultasi dan juga mendapatkan perawatan Dentia Restore terbaik untuk gigimu. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi klinik kami 0812-1023-5588 (Call/WA).

Oleh: Drg. Gracia Anfelia

  

Sumber

Irmanda, DH. Auerkari, E. Budiawan. (2013). Toksisitas amalgam dan kaitannya dengan polimorfisme gen CPOX4 pada jalur biosintesis heme. Jurnal PDGI, 62(2), 48-55.

Nahak, MM. (2014). Kontroversi penggunaan amalgam alloy sebagai bahan restorasi karies gigi. Jurnal Kesehatan Gigi, 2(1), 160-165.

Dentia Puri
 

 Jadwal Operasi

Klinik Tanjung Duren
Senin – Jumat                       10.00 – 19.00
Sabtu                                       10.00 – 16.00

Klinik Puri

Senin – Jumat                       14.00 – 19.00
Sabtu                                       09.00 – 13.00

Jadwal diperbaharui tanggal: 28 November 2020

 

Get in touch

Kontak Kami Sekarang